"Kekristenan tanpa disiplin pemuridan selalu berupa Kekristenan tanpa Kristus"
Kadang sekedar berusaha keras dan berhsrat besar tidak akan merubah apapun. Kadang kita terlalu bersemangat dan berpikir bahwa hanya dengan semangat itu kita akan mampu mencapai suatu tujuan. Tetapi kenyataannya tidak semudah itu. Kita membutuhkan latihan-latihan tertentu untuk memungkinkan kita melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan sekarang hanya dengan kekuatan kemauan, jadi tidak hanya berusaha.
Ada perbedaan besar antara berlatih melakukan sesuatu dan berusaha melakukan sesuatu. Kadang ketika kita frustasi kita kehilangan semangat dan arah, dan dengan latihan ini membantu kita menjaga konsistensi yang kita kerjakan.
Transformasi rohani bukan soal berusaha lebih keras, tetapi berlatih dengan bijaksana. Ini bukan pula seperti yang biasa dikatakan mengenai “disiplin rohani” yang sering dikaitkan dengan legalisme, usaha sendiri untuk memperoleh kebaikan Allah, atau bahkan mirip tekad tahun baru –niat baik yang tidak praktis dan tidak mengubah apa-apa.
Hal-hal yang bukan “disiplin Rohani”
Disiplin rohani bukan barometer kerohanian
Banyak orang merasa terbeban karena mengira bahwa Allah mengukur kerohanian mereka berdasarkan disiplin-disiplin kerohanian tertentu.
Martin Luther mengawali bukunya Kebebasan Orang Kristen dengan paradox yang mengatakan :
“orang Kristen adalah Tuan yang sepenuhnya bebas, bukan bawahan siapapun”
“Orang Kristen adalah pelayan bagi semuanya, bawahan semua orang”
Bisa saja kita menghabiskan setiap saat untuk “berlatih disiplin rohani”, tapi melakukannya sedemikian sehingga membuat kita semakin tidak mengasihi, maka menjadi percuma. Jadi yang terpenting adalah inti dari latihan ini, adalah agar mengarahkan kita untuk mengasihi Allah dan sesame kita.
Disiplin rohani tidak harus tidak menyengkan
Apa yang membuat sesuatu menjadi disiplin tergantung pada untuk apa kita melakukan latihan itu. Apa yang disebut “latihan” baru bisa ditentukan setelah kita tahu apa tujuan kita berlatih. Dan kenyataanya bahwa kita sedang berlatih untuk dapat mencapai kasih terhadap Allah dan sesama, dan inilah yang menunjukan bahwa sebenarnya kita sedang berlatih untuk dipenuhi kasih dan sukacita surgawi. Jadi pasti prosesnya pun akan menyenangkan bukan?
Disiplin rohani bukan cara untuk mendapatkan kebaikan Tuhan.
Disiplin rohani bukan soal mendapatkan nilai tambah dari Tuhan, atau mendapatkan pengampunan, karena disiplin rohani dikerjakan bukan untuk Tuhan tapi untuk kita. Disiplin itu hanya bernilai jika membantu kita berubah. Disiplin rohani hanya cara untuk mendapatkan atau tumbuh kea rah kehidupan yang dengan mudah ditawarkan Tuhan.
Beberapa pertanyaan Kunci
Apa yang menjadikan sesuatu disiplin?
Disiplin adalah setiap aktivitas yang bisa saya lakukan dengan usaha langsung yang dapat membantu saya melakukan apa yang sekarang tidak bisa saya lakukan dengan usaha langsung. Disiplin berharga karena memungkinkan kita melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan dengan kemauan saja. Jadi kita perlu praktek-praktek dan latihan yang akan memabantu kita mencapai tujuan pembentukan karakter seperti Yesus.
Apa yang menjadikan sesuatu disiplin Rohani
Disiplin yang rohani hanyalah disiplin yang membantu saya hidup dalam buah roh kudus. Jadi sebenarnya setiap hal yang kita kerjakan dalam kehidupan kita adalah disiplin rohani, yang bisa kita gunakan untuk pembentukan karakter dan sikap kita serupa Krtistus.
Bagaimana kita bisa membedakan disiplin rohani mana yang harus dipraktekan?
Pertama kita harus memahami dengan jelas artinya hidup dalam kerajaan Allah. Kedua kita harus menemukan penghalang yang merintangi kita untuk mencapai kerohanian seperti Yesus. Ketiga kita harus menemukan praktek-praktek pengalaman atau hubungan mana yang bisa membantu mengatasi rintangan ini.
Bahkan ketika kita menemukan cara yang paling sederhana pun itu menjadi disiplin rohani yang bisa saja membantu kita keluar dari rintangan terbesar kita. Misalkan, ketika kita mau mengasihi, kita menemukan bahwa kita membutuhkan energy yang cukup besar untuk tetap mengasihi sepanjang hari. Jadi kita pun membutuhkan energy yang besar, dan ini tentu saja didapat dari istirahat yang cukup. Jadi disiplin yang harus saya ambil adalah tidur yang cukup. Seperti yang dikatakan :
“Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya Tuhan, yang membiarkan aku diam dengan aman”
(Maz 4 : 8).
Tidur adalah bentuk kepercayaan kita pada Allah. Ketika kita kita tidur, dunia ada di tangan Allah, bukan kita. Dan ketika kita bangun kita siap menerima anugerah baru dari Alllah.
”Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun sebab Tuhan menopang aku”
(Maz 3 : 5)
“Sia-sia kamu bagun pagi-pagi, dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah – Sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur”
(Maz 127 : 2)
Apakah orang yang terlatih itu?
“Orang terlatih adalah orang yang bisa melakukan hal yang benar pada saat yang benar dengan cara yang benar karena alasan yang benar”
Jadi sebenarnya disiplin yang berasal dari disciple mengandung arti yang dalam mengenai pemuridan. Dimana ini sangat erat dengan latihan yang teratur, tapi bukan hanya bicara sekedar latihan yang terjadwal dengan baik, bangun pagi-pagi, kaku dan sistematis, tetapi kita dilatih untuk menjadi seseorang yang dapat membedakan kapan bermurah hati, kapan diam, kapan tertawa, kapan mengucapkan kata-kata yang menyembuhkan, kapan melakukan pembelaan iman, dan semuanya dilakukan pada saat yang tepat, efektif dan penuh kasih.
Tanda-tanda rohani yang bijak
Latihan yang bijak menghoramti kebebasan roh kudus.
Kenyataan yang harus dipahami adalah setiap bentuk usaha kita untuk membuka diri demi sebuah transformasi takkan berjalan dengan baik jika roh kudus tidak bekerja dalam hidup kita. Mungkin tidak akan terlihat nyata, tapi inilah yang sangat mempengaruhi hidup kita. Ini pula yang membantu kita agar tidak menjadi angkuh atau sombong ketika transformasi itu terjadi.
Tugas utama kita bukanlah menghitung berapa ayat alkitab yang kita baca, tetapi tugas kita untuk menggunakan aktivitas ini untuk menciptakan kesempatan bagi Allah untuk bekerja. Apa yang kemudian terjadi kita serahkan pada-Nya. Kita hanya memasanf layar ; “angin bertiup kemana Ia mau…”
Latihan yang bijak menghormati tempramen dan bakat unik kita
Kabar baiknya adalah apapun tempramen kita bukanlah penghalang untuk pertumbuhan rohani kita. Yang harus kita lihat adalah Allah memiliki rancangan yang berbeda pada setiap orang, dan Dia menggunakan cara yang unil untuk berbicara pada kita. Mungkin kita memiliki kapasitas yang besar untuk dapat berdoa sehari penuh, atau mungkin kita sangat tergugah dengan symbol dan senirupa lainnya, seperti yang diungkapkan oleh C.S. Lewis bahwa :
“setiap orang diciptakan untuk melihat faset yang bebeda dari kemulian Allah – sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh orang lain dengan cara yang sama persis – dan kemudian menjadi berkat bagi semua ornag percaya dalam keabadian berbagi segi dari Tuhan yang tidak bisa mereka lihat sendiri”
Latihan yang bijak mempertimbangkan kondisi kita
Kondisi kita apapun itu bukan halangan untuk membiarkan Kristus membentuk kita. Sama Sekali bukan. Justru, dari kondisi kita, apapun itu, umur, kondisi keuangan, keadaan kita akan memberikan kesempatan dan tantangan tersendiri untuk pertumbuhan rohani. Daripada mengharapkan kita berada dalam kondisi berbeda, kita harus menemukan apa yang ditawarkan kondisi kita.
Hidup itu memiliki arti – semua hidup. Setiap saat bisa menjadi kesempatan untuk dipimpin Tuhan menjalani cara hidup-Nya. Setiap saat adalah kesempatan untuk belajar dari Yesus bagaimana hidup di kerajaan Allah.
Latihan yang bijak menghormati pasang surut.
Dalam kehidupan rohani, bahasa tradisional untuk ini adalah ritme. Akan ada masa kelimpahan dan akan ada masa kekeringan. Dimana pada masa kelimpahan kita akan sangat mudah merasakan hadirat Tuhan, berdoa menjadi sangat menyenangkan, dosa terlihat sangat buruk. Sementara pada masa kekeringan, seperti sebaliknya, Alkitab terasa kosong, berdoa menjadi sukar dan Tuhan terasa jauh.
Namun, sebenarnya ini lah proses kita dibentuk, karena masing-masing kondisi pun membentuk kita dengan unik. Hanya kadang kita butuh “istirahat” ketika mengalami masa-masa kekeringan. Kadang setelah berlatih keras kita butuh istirahat untuk “pemulihan”. Inilah yang dimaksudkan dengan masa “istirahat”.
Latihan yang bijak diawali dengan keputusan yang jelas.
Keputusan sangat berperan dalam mencapai tujuan latihan yang baik. Semua didalam hidup butuh sebuah keputusan, karena hidup bukanlah kebetulan dan semua adalah pilihan. Yesus menawarkan hidup yang indah, penyertaan dari Dia. Dia yang mengajak kita untuk serupa dengan Dia, dan ketika orang melihat akan berkata “saya baru tahu hidup bisa tampak seperti itu”. Itulah pilihan yang kita harus ambil, menjadi pengikut-Nya yang setia.
Sumber : “The Life You’ve Always Wanted"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar