Roma 6 : 15 - 23
Kata hamba berasal dari kata servant/slave atau doulos (Yunani) atau ebed (Ibrani) berarti seorang yang sedang dalam status sebagai pelayan atau budak. Tugasnya adalah mengerjakan pekerjaan menurut kehendak tuannya, tidak ada bantah-bantahan. Suatu sikap penyerahan segala "hak pribadi" secara utuh untuk diatur oleh majikannya. Berarti ia sedang menyangkal dirinya atau tidak berhak lagi atas hak pribadinya (1). Ia hanya punya satu pilihan, yakni mengikuti perintah atau keinginan dari tuannya. Ia dapat dikatakan orang yang telah kehilangan haknya, kemerdekaanya untuk memilih bahkan namanya sudah tidak ada lagi (diperjualbelikan). Dalam pengertian yang lebih halus, hamba diartikan sebagai pelayan yang mengerjakan tugasnya sesuai perintah tuannya namun bedanya adalah, pelayan mendapatkan hak mereka berupa gaji dan memiliki pilihan untuk bekerja kepada siapa.\
"Hamba tidak punya pilihan selain mengikuti perintah tuannya"
Dalam konteks pembacaan kita bahwa dahulu kita adalah hamba dosa (ayat 17), yang kemudian dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran (ayat 18). Disini ada satu perubahan yang sangat jelas, bahwa kita tidak lagi menjadi hamba dosa tetapi diselamatkan untuk menjadi hamba kebenaran sesuai tujuan penciptaan kita. Ketika kita menjadi hamba dosa, kita akan melakukan apa yang berdosa (dalam konteks belum ada penebusan, manusia masih belum diperdamaikan dengan Allah), dan bebas dari kebenaran (ayat 20). Kita sebagai hamba dosa, tidak punya kekuatan untuk memilih apalagi menebus diri sendiri, sehingga kita butuh sosok Tuan yang memiliki kekuatan yang lebih besar untuk menebus kita dari tuan kita yang lama. Untuk itu, dengan penebusan Kristus yang begitu luar biasa di kayu salib, kita sekarang sudah ditebus dan dibayar LUNAS serta dimerdekakan dari dosa. Kita sebagai orang merdeka memiliki pilihan kepada siapa kita melayani. Kemudian Allah sebagai penebus kita, mengangkat kita menjadi hamba-Nya yakni hamba kebenaran dibawah kasih karunia (ayat 15), namun hamba disini lebih diartikan sebagai pelayan Allah. Lalu apa artinya?? Artinya kita seharusnya melakukan apa yang Allah inginkan, Dialah Kebenaran sejati yang menjadi “tuan” kita sekarang. Namun disatu sisi, kita yang sudah diangkat menjadi pelayan Allah diberikan pilihan, apakah mau tetap melayani Dia ataukah kembali kepada dosa. Inilah yang menjadi pilihan bagi kita. Dosa membawa kita kepada kecemaran dan kedurhakaan (ayat 19) yang akan menghasilkan malu dikemudian hari (ayat 21) bahkan maut (ayat23) namun Allah memberikan kasih karunia yang menghasilkan pengkudusan dan hidup yang kekal didalam Kristus (ayat 22 & 23).
"Kemerdekaan yang kita terima, sebagai pemberian yang cuma cuma bukan karena terlalu murah untuk diberikan kepada semua orang, tetapi karena terlalu mahal untuk dibayarkan oleh manusia"
Sehingga kita seharusnya memandang kemerdekaan ini sebagai anugrah untuk memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Kelemahan dan keterbatasan tetap ada, tetapi semangat untuk berubah itu yang harus kita tunjukan sebagai wujud syukur untuk pemberian Allah yang luar biasa bagi kita.
Tuhan Yesus sayang katong samua…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar